Kelompok Pengembangan (Kelbang) Manyaran ditetapkan sebagai Best Kelbang bulan Agustus berkat keberhasilannya melaksanakan sejumlah program kerja yang inovatif, berdampak langsung bagi masyarakat, serta selaras dengan beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Program kerja tersebut meliputi bidang pendidikan, pertanian berkelanjutan, hingga pelestarian kebudayaan lokal, sehingga mampu memberi manfaat luas bagi masyarakat khususnya di Kecamatan Manyaran.
Salah satu program unggulan yang digagas Kelbang Manyaran adalah Program Goes to School yang dilaksanakan pada 9 Agustus di SMPN 2 Manyaran. Kegiatan ini menghadirkan sosialisasi dampak bullying serta pelatihan desain grafis menggunakan Canva. Program ini sejalan dengan SDGs nomor 4 yaitu pendidikan berkualitas. Para siswa mengikuti kegiatan ini dengan antusias, sementara pihak sekolah berharap program serupa dapat diadakan secara rutin untuk memperkuat kompetensi digital siswa sekaligus meningkatkan kesadaran sosial di lingkungan sekolah.
Selain pendidikan, Kelbang Manyaran juga mengembangkan program pertanian melalui perakitan media hidroponik serta pengaplikasian pupuk organik cair. Program ini dilaksanakan bersama Ibu-ibu PKK Desa Jetis Lor pada tanggal 4 Agustus 2025 serta dilakukan monitoring pada 17 Agustus 2025. Inisiatif ini membantu mengelola limbah buah menjadi media pupuk, memberikan solusi ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah organik sejalan dengan SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Salah satu perwakilan PKK menyebut bahwa program ini sangat bermanfaat dan membantu masyarakat dalam mengembangkan pertanian berkelanjutan.
Pada bidang kebudayaan, Kelbang Manyaran turut melaksanakan Program Kenal Kampung Wayang dengan berkunjung ke Sanggar Asto Kenyo di Kepuhsari pada 20 Agustus 2025. Pihak Sanggar Wayang menyambut kedatangan teman-teman Imapres Kelbang Manyaran dengan sangat baik. Melalui kegiatan ini masyarakat dikenalkan lebih dekat dengan proses pembuatan wayang kulit sekaligus potensi produk turunannya, seperti suvenir, yang berpeluang dikembangkan dalam industri kreatif. Hal ini sejalan dengan SDGs nomor 8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Tantangan yang masih dihadapi adalah minimnya promosi ke masyarakat luar desa, sehingga inovasi dari produk wayang belum banyak dikenal. Setiap program kerja memiliki tantangan tersendiri, mulai dari kesulitan mengkondisikan siswa di sekolah, keterbatasan waktu monitoring hidroponik, hingga rendahnya eksposur produk budaya. Meski demikian, berkat kolaborasi dengan pihak sekolah, PKK, dan sanggar budaya, seluruh kegiatan dapat terlaksana dengan baik.
Ke depannya, Kelbang Manyaran berharap program yang telah dilaksanakan dapat terus dilanjutkan. Pihak sekolah juga mengharapkan agar sosialisasi dan pelatihan digital dilaksanakan rutin seminggu sekali, ibu-ibu PKK berharap adanya pendampingan jangka panjang dalam bidang pertanian, serta sanggar wayang menyambut baik dukungan dalam memperkenalkan budaya lokal kepada masyarakat luas. Dengan pencapaian sebagai Best Kelbang pada bulan Agustus, Kelbang Manyaran semakin termotivasi untuk terus menghadirkan program kerja inovatif yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Penulis: Sheila Gita Yudayani