Wonogiri – Kelompok Pengembangan Kismantoro yang tergabung dalam jejaring IMAPRES (Ikatan Mahasiswa Berprestasi) merumuskan sebuah inisiatif bertajuk Imapres Mengajar yang dilaksanakan bertepatan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional. Pendekatan program ini bersandar pada paradigma education for empowerment yang menjadikan pendidikan sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat. Kegiatan bukan hanya menyasar peningkatan kompetensi siswa, tetapi mendorong keterlibatan aktif guru maupun orang tua dalam menciptakan ekosistem belajar yang saling bersinergi.
Mengedepankan prinsip keberlanjutan dan kebermaknaan, program Imapres Mengajar dari Kelbang Kismantoro tidak hanya menjadi solusi atas problem pendidikan lokal, tetapi berkontribusi nyata dalam mendukung agenda pembangunan global melalui Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya poin ke-4 tentang pendidikan berkualitas dan inklusif bagi semua.
Program yang diinisasi Imapres Kelbang Kismantoro melibatkan siswa-siswi di SD N 1 Ngroto. Peringatan Hari Pendidikan Nasional di SD N 1 Ngroto dilaksanakan pada 2 Mei 2025 sedangkan kegiatan Imapres Mengajar dilaksanakan pada 10 Mei 2025. Peringatan Hari Pendidikan Nasional dilaksanakan dengan mengadakan bazar, fashion show dan beragam acara lain yang bertempat di SD N 1 Ngroto. Adapun materi dalam program Imapres Mengajar yakni mengajarkan cara pembuatan kerajinan Ecoprint.
“Kami melihat perlunya memberikan pendidikan kreatif berbasis potensi lokal kepada anak-anak di desa. Ecoprint dipilih karena memanfaatkan daun dan bahan alam sekitar, sehingga sesuai dengan karakter wilayah Kismantoro yang masih asri,” ujar Fera Rizqi Rahmawati, Koordinator Kelbang Kismantoro saat ditanya mengenai latar belakang dipilihnya kegiatan ini. “Hardiknas adalah momentum tepat untuk mengapresiasi pendidikan dan membangkitkan semangat belajar anak-anak SDN 1 Ngroto” lanjutnya.
Program Imapres Mengajar ini dirancang secara partisipatif oleh tim Kelbang yang berkolaborasi dengan pihak sekolah. Kelbang Kismantoro aktif berkoordinasi dengan guru-guru, perangkat desa, dan warga sekitar. Selama pelaksanaan kegiatan, guru dan wali murid turut membantu teknis kegiatan, seperti penyediaan bahan Ecoprint dan bazar.
Perwakilan Kelbang Kismantoro menuturkan bahwa tantangan yang dihadapi adalah keterbatasan alat dan waktu persiapan. Untuk mengatasi hal tersebut, Kelbang Kismantoro melakukan pengumpulan bahan secara gotong royong, memanfaatkan daun lokal dan melakukan simulasi Ecoprint lebih awal. Selain itu, untuk mengkondisikan siswa, Kelbang Kismantoro aktif bekerja sama dengan guru kelas.
Adanya peningkatan kreativitas dan kesadaran lingkungan pada anak-anak merupakan dampak nyata yang dirasakan dari adanya program ini. Anak-anak menjadi lebih tahu bahwa daun di sekitar rumah bisa menjadi karya seni. Selain itu, warga pun menjadi lebih terlibat dalam kegiatan pendidikan, terutama saat Hardiknas.
“Pendekatan unik dari program ini yaitu menggunakan pendekatan edukatif berbasis lingkungan lokal dan keterlibatan lintas usia, dari siswa, guru, hingga orang tua,” tutur Koordinator Kelbang Kismantoro. “Kami tidak hanya datang memberi materi, tapi juga berkolaborasi dan menggali potensi desa secara bersama-sama.” pungkasnya kemudian.
Respon masyarakat sangat positif dalam menyambut program ini. Banyak orang tua yang terkesan karena anak-anak mereka bisa menghasilkan karya unik. Melihat adanya peningkatan antusiasme belajar dan minat terhadap kegiatan kreatif, pihak sekolah berharap kegiatan seperti ini bisa berlanjut sebagai agenda tahunan.
Memahami berdampaknya program ini, Kelbang Kismantoro ke depannya akan memperluas sasaran peserta, misalnya di tingkat SMP maupun SMA, sehingga Imapres dapat memberikan dampak di berbagai jenjang pendidikan. Selain itu, materi dari setiap kegiatan juga lebih bervariasi agar peserta dari program ini mendapatkan ilmu baru di tiap kegiatannya.
Berhasilnya suatu program tak luput dari kesuksesan koordinasi tim. Kelbang Kismantoro membagi peran masing-masing anggota sesuai kemampuan dan tugas yang ada. Misalnya, saat kegiatan pelatihan mengetik terdapat beberapa anggota yang menjadi pendamping dan ada pula yang menjadi bagian dokumentasi maupun tutor. Pada beberapa pelajaran mengajar seperti pengajaran yang melibatkan media bercerita, anggota dengan basic pendidikan diutamakan menjadi pemateri agar materi dapat tersampaikan dengan baik.
Program Imapres Mengajar yang diinisiasi oleh Kelompok Pengembangan Kismantoro menjadi bukti nyata bahwa pendidikan yang berakar pada kearifan lokal dapat menghadirkan pembelajaran yang bermakna, partisipatif, dan berkelanjutan. Melalui pendekatan edukatif yang melibatkan siswa, guru, hingga orang tua, kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan kreativitas dan kepedulian sosial tetapi juga memperkuat kolaborasi antar elemen masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan yang berkualitas. Harapannya program ini dapat terus dikembangkan dan menjangkau lebih banyak jenjang dan wilayah.
Editor: shabrinaya az zahra & Restika Wulandari