Menelisik Kebenaran Dibalik Viralnya Kondisi Taman Satwa Waduk Gajah Mungkur Wonogiri

Kabar viral mengenai kondisi taman satwa Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri berhasil memicu perhatian publik, khususnya setelah beredarnya video yang menunjukkan gajah dirantai dan ditempatkan di kandang yang dinilai kecil. Video yang diunggah oleh model sekaligus influencer, Veronica Krasnasari di akun Instagramnya ini menimbulkan keprihatinan berbagai pihak terkait kesejahteraan satwa di lokasi tersebut. Ikatan Mahasiswa Berprestasi (IMAPRES) Wonogiri melakukan kunjungan lapangan untuk menggali informasi secara langsung dan mendalami berbagai isu yang mencuat terkait kondisi satwa yang menjadi perhatian publik tersebut. Kunjungan ini menghasilkan informasi berupa klarifikasi dari PT Giri Aneka Usaha selaku pihak yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan Taman Satwa Waduk Gajah Mungkur.

Menanggapi terkait viralnya sebuah video yang menunjukkan seekor gajah di Waduk Gajah Mungkur dengan kaki dirantai memunculkan banyak keprihatinan terkait kondisi gajah tersebut. Direktur PT Giri Aneka Usaha, Suharsono memberikan klarifikasi terkait hal ini. Menurut mereka, perantaian dilakukan demi alasan keamanan, mengingat gajah tersebut sedang dalam fase birahi. “Dalam kondisi ini, gajah cenderung lebih agresif, sehingga langkah ini diperlukan untuk melindungi pengunjung dan hewan itu sendiri”. ujar Suharsono kepada tim IMAPRES pada Kamis (16/1/2025).

Saat dilakukan kunjungan bersama Ikatan Mahasiswa Berprestasi (IMAPRES) Wonogiri, tim menemukan beberapa isu yang memerlukan perhatian serius terkait kondisi satwa dan kondisi sarpras di objek wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM). Tim IMAPRES yang berasal dari bidang kesehatan hewan dan peternakan menyoroti bahwa sejumlah kondisi satwa menunjukkan perilaku stres karena tidak memenuhi standar kesejahteraan hewan atau animal welfareKondisi kandang yang terlalu sempit di objek wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM) menjadi salah satu penyebab utama stres pada satwa yang menghuni area tersebut. Beragam satwa seperti burung elang, orang utan, monyet, dan babi liar mengalami kesulitan bergerak bebas sehingga menimbulkan stres yang mengancam kesejahteraan mereka. Burung elang, misalnya, kesulitan terbang karena ruang geraknya sangat terbatas. Hal serupa dialami oleh orang utan dan monyet yang tidak memiliki cukup area untuk memanjat atau bermain, serta aktivitas yang secara alami mereka butuhkan. 

Selain itu, tim IMAPRES juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas asupan makanan satwa. Hal ini sejalan dengan laporan yang sebelumnya sempat viral di media sosial, di mana beberapa satwa seperti rusa terlihat kelaparan hingga memakan rumput liar di sekitar kandang. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemberian pakan belum memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dalam kesempatan yang sama, Suharsono mengaku pihaknya berkomitmen untuk melakukan pembenahan tata ruang dan manajemen operasional objek wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM) secara keseluruhan. 

“Mengenai kondisi yang sempat viral kemarin, kami telah memulai perbaikan. Saat ini terdapat dua dokter hewan untuk monitoring rutin, perbaikan asupan makan juga kami lakukan untuk memastikan satwa, seperti rusa dan gajah ini gemuk gemuk dan sehat,” kata Suharsono kepada tim IMAPRES pada Kamis (16/1/2025).

Zona taman satwa saat ini menjadi fokus utama perbaikan yang dilakukan pihak PT Giri Aneka Usaha. Selain berupaya memberikan perawatan intensif terkait kesehatan, mereka juga mulai untuk melakukan perbaikan kandang. Salah satunya telah dilakukan pembangunan saluran irigasi air hujan pada kandang rusa sebagai usaha menanggulangi genangan air yang menyebabkan rusa-rusa terkena banjir. Suharsono juga mengaku pihaknya telah merencanakan adanya ekspansi kandang gajah supaya lebih leluasa dalam beraktivitas, akan tetapi sampai saat ini terdapat kendala perizinan. Usut punya usut, pihak PT Giri Aneka Usaha tidak dapat secepat kilat melakukan perbaikan objek wisata WGM. Hal ini lantaran kepemilikan lahan tanah WGM merupakan hak milik dari BBWS Bengawan Solo dan posisi pemerintah daerah melalui BUMD terbatas hanya hak sewa semata. Artinya, setiap perubahan tata ruang dan bangunan diatas lahan WGM harus dilakukan dengan prosedur administrasi perizinan dari pihak pemilik. Birokrasi administrasi yang memakan waktu lama menyebabkan terhambatnya penanganan permasalahan yang viral pada akhir tahun 2024 tersebut.

Sebagai salah satu destinasi wisata di Kabupaten Wonogiri, Waduk Gajah Mungkur (WGM) perlu adanya perhatian secara menyeluruh, baik dari segi kesejahteraan hewan maupun pengelolaan kawasan wisata. Perhatian terhadap kesejahteraan hewan ditinjau dengan kondisi lingkungan dan kandang yang seharusnya memenuhi standar animal welfare dan memperhatikan perawatan kesehatan serta kebersihan hewan secara berkala. Peningkatan kesejahteraan hewan juga dapat didukung dengan adanya kerjasama dengan lembaga atau organisasi yang bergerak di bidang kesejahteraan hewan

Perizinan pengelolaan kawasan wisata oleh PT Giri Aneka Usaha menjadi kunci dalam upaya peningkatan kesehatan hewan, seperti pembenahan kondisi kandang dan fasilitas pendukung sifat alamiah dari hewan. Problematika kompleks terkait birokrasi juga perlu adanya kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah, BBWS Bengawan Solo, serta pihak pengelola sebagai upaya dalam mempercepat proses perbaikan yang diperlukan demi kesejahteraan hewan dan kenyamanan pengunjung. Pemerintah daerah juga baiknya dapat mengambil peran lebih proaktif, baik dalam administrasi maupun birokrasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan mutu objek wisata Waduk Gajah Mungkur dengan standar kesejahteraan hewan yang sesuai dan menjadi destinasi yang ramah lingkungan sekaligus edukatif

Penyusun:

  1. Aura Alaska Agata Sumarno
  2. Muhammad Rif’at Ashidiqie
  3. Ariyani Violina Aisyiyah
  4. Gita Laras Giri Mulia

Editor : Restika Wulandari

IMAPRES Wonogiri – Berprestasi Berkontribusi untuk Wonogiri 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *