Perkembangan teknologi di era digital menuntut setiap orang untuk menguasai pengetahuan dasar Teknologi Informasi dan Komputer (TIK). Pemerintah pun telah memasukkan pelajaran TIK dalam kurikulum sekolah. Namun, keterbatasan fasilitas dan tenaga pendidik membuat pelajaran ini belum maksimal di desa-desa, seperti Desa Pucanganom, Kecamatan Giritontro. Kondisi ini dapat memunculkan kesenjangan digital dan mempersulit anak-anak desa menghadapi tantangan pendidikan dan pekerjaan masa depan.
Menyadari hal tersebut, Kelompok Pengembangan Kecamatan Giritontro-Paranggupito IMAPRES Wonogiri Tahun 2024, melalui program kerja bertema Fun Learning: Pelatihan TIK, hadir untuk mendukung tujuan SDGs Nomor 4 – Pendidikan Berkualitas. Program ini dilaksanakan di beberapa sekolah dasar di Desa Pucanganom.
Tujuan dan Sasaran Program: Program TIK SD ini bertujuan mengenalkan teknologi informasi dan komputer kepada siswa sekolah dasar di Desa Pucanganom yang memiliki 17 dusun dengan akses teknologi yang belum merata. Diharapkan, program ini dapat mempersempit kesenjangan digital dan mempersiapkan anak-anak menghadapi era digital.
Tahapan Pelaksanaan
Pelaksanaan program terbagi dalam beberapa tahap:
Metode pelatihan menggunakan praktik langsung dan permainan edukatif agar anak-anak belajar dengan senang. Pendampingan personal dilakukan agar setiap anak memahami materi secara merata.
Respons dan Hasil Pelatihan
Program ini disambut positif oleh berbagai pihak. Kepala sekolah, orang tua, hingga pemerintah desa menilai pelatihan ini bermanfaat untuk meningkatkan literasi digital anak-anak.
Kepala Sekolah SD Pucanganom:
“Program ini sangat bermanfaat. Anak-anak kini lebih terbiasa menggunakan komputer dan siap menghadapi tantangan di masa depan.”
Orang Tua Peserta:
“Anak saya jadi sering bercerita tentang pelajaran komputer. Dia bahkan sudah bisa membuat dokumen di rumah. Semoga program seperti ini terus ada.”
Anggota Tim IMAPRES:
“Antusiasme anak-anak sangat tinggi. Mereka cepat paham saat praktik langsung. Ini bukti anak-anak desa pun mampu menguasai teknologi.”
Hasil evaluasi menunjukkan:
Tantangan dan Solusi
Program ini menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan jumlah komputer dan waktu pelatihan yang singkat. Solusinya, tim menerapkan sistem rotasi komputer dan fokus pada keterampilan praktis yang aplikatif. Menurut Pratiwi (2022), pendekatan berbasis praktik lebih efektif untuk anak-anak di pedesaan karena langsung bisa diterapkan.
Peran Stakeholder
Keberhasilan program tidak lepas dari dukungan banyak pihak:
Rekomendasi dan Keberlanjutan Untuk keberlanjutan, IMAPRES merekomendasikan:
Hal ini sejalan dengan prinsip pendidikan berkelanjutan (Nurhayati, 2021).
Penutup
Proker TIK SD di Desa Pucanganom menjadi langkah nyata menjembatani kesenjangan digital di pedesaan. Program ini membangkitkan semangat belajar, meningkatkan literasi digital, dan mempererat kolaborasi antara sekolah, orang tua, pemerintah desa, dan mahasiswa.
Dengan perencanaan matang, metode tepat, dan semangat pengabdian tinggi, anak-anak desa mampu bersaing di era teknologi. IMAPRES Kelbang Giritontro-Paranggupito berkomitmen untuk terus berkontribusi mencerdaskan anak bangsa, dari desa, untuk Indonesia yang lebih cerdas dan merata.
Referensi:
Editor: Restika Wulandari dan shabrinaya az zahra